Jurnal Standardisasi

Notifications

Editorial Board

Reviewer

Journal Help

Font Size



Home Search Mail RSS


MUTU FISIK BEBERAPA SEGMEN BERAS: SUBSIDI, NON-SUBSIDI DAN IMPOR

S Joni Munarso, Sari Intan Kailaku, Rita Indriyani

Abstract


Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi beras tinggi, diikuti pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga beras menjadi komoditas strategis yang sangat menentukan ketahanan pangan nasional. Kualitas dan harga beras selalu ditinjau kembali untuk melindungi hak konsumen. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 31 Tahun 2017 memutuskan tentang Kelas Mutu Beras dengan dasar perubahan Standar Nasional Indonesia 6128 tahun 2015 tentang Beras. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji mutu fisik dari beberapa jenis beras menggunakan standar Permentan 31/2017 dan SNI 6128:2015. Sampel yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) jenis beras, yaitu beras bersubsidi Pemerintah (Beras sejahtera, dua sampel), beras non-subsidi yang umum dikonsumsi masyarakat (varietas Ciherang, dua sampel), dan beras impor (asal Jepang, satu sampel). Karakteristik fisik yang diamati antara lain derajat sosoh, butir kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning, butir kapur, butir gabah dan benda asing, ukuran dan bentuk butir, derajat putih dan translucency. Pemilihan sampel beras mewakili tiga segmen konsumen dan kelompok harga yang berbeda, yaitu harga tinggi (konsumen menengah ke atas), harga menengah (konsumen menengah) dan harga rendah (penerima bantuan dari program Beras Sejahtera). Parameter yang diamati ditentukan berdasarkan SNI 6128:2015 dan Permentan 31/2017. Hasil pengujian dianalisis dengan statistik deskriptif. Nilai rataan mutu fisik kemudian diklasifikasikan untuk menentukan kelas mutu beras.  Berdasarkan hasil analisis mutu fisik, beras impor dan beras non-subsidi yang diambil dari Sumedang memiliki kelas mutu Premium, Beras non-subsidi yang diperoleh dari Karawang umumnya memiliki mutu Medium (Permentan 31/2017) atau Medium 1 (SNI 6128:2015), sedangkan beras bersubsidi hampir seluruhnya tidak memenuhi syarat berdasarkan kedua standar.


Keywords


beras, mutu fisik, permentan 31/2017, SNI 6128:2015

Full Text:

PDF

References


Adawiyah, R., Sitti, F., & Yayat, S. (2017). Implementasi program beras untuk keluarga miskin (raskin) dan dampaknya bagi keluarga di Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Jurnal Pengembangan Masyarakat, 1(2), 1-14.

Badan Ketahanan Pangan. (2017). Statistik ketahanan pangan 2016. Badan Ketahanan Pangan. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2013). Statistik Indonesia 2013. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2017). Tabel produksi padi menurut provinsi (ton) tahun 1993-2015. Diambil pada 25 April 2018 dari www.bps.go.id.

Badan Pusat Statistik. (2018a). Rata-rata konsumsi per kapita seminggu beberapa bahan makanan penting, 2007-2017. Diambil pada 13 Februari 2019 dari https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/08/950/rata-rata-konsumsi-per-kapita-seminggu-beberapa-macam-bahan-makanan-penting-2007-2017.html

Badan Pusat Statistik. (2018b). Tabel impor beras menurut negara asal utama 2000-2015. Diambil pada 16 Juli 2018 dari www.bps.go.id

Badan Standardisasi Nasional. (2015). Standar Nasional Indonesia 6128:2015. Beras. Jakarta.

Bulog. (2017). Sekilas raskin. Diambil pada 28 Februari 2019 dari http://www.bulog.co.id/sekilas_raskin. php

Christianto, E. (2013). Faktor yang mempengaruhi volume impor beras di Indonesia. Jurnal Jibeka, 7(2), 38-43.

Damardjati, D. S. (1995). Karakterisasi sifat dan standardisasi mutu beras sebagai landasan pengembangan agri-bisnis dan agroindustri padi di Indonesia. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 52p.

Elsera, B.T., & Kusbiantoro, B. (2011). Pengaruh derajat sosoh dan pengemas terhadap mutu beras aromatik selama penyimpanan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 30(1), 30-37.

Tarigan, E. B., & Kusbiantoro, B. (2015). Pengaruh derajat sosoh dan pengemas terhadap mutu beras aromatik selama penyimpanan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 30(1), 30-37.

Indrasari, S.D. (2006). Kandungan besi varietas padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 28(6): 13-14.

Iswari, K. (2012). Kesiapan teknologi panen dan pascapanen padi dalam menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu beras. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(2), 58-67.

Jacobus, D.A. (2015). Implementasi program pengadaan beras miskin (raskin) di Kelurahan Paniki Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Jurnal Eksekutif. Universitas Sam Ratulangi, 1(5).

Junaidi, M. S., Setiawan, B. M., & Prastiwi, W. D. (2017). The satisfaction comparison of bantuan pangan non tunai recipients and rastra recipients in Cakung District, East Jakarta. Jurnal Ilmiah Econosains, 15(2), 274-288.

Khudori, K. (2016). Reorientasi kebijakan perberasan. Jurnal Pangan, 18(1), 16-31.

Mardiah, Z., Rakhmi, A. T., Indrasari, S. D., & Kusbiantoro, B. (2016). Evaluasi mutu beras dalam penentuan pola preferensi konsumen terhadap beras di Pulau Jawa. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 35(3), 163-172.

Nugraha, S. (2012). Inovasi teknologi pascapanen untuk mengurangi susut hasil dan mempertahankan mutu gabah/beras di tingkat petani. Buletin Teknologi Pasca Panen, 8(1), 48-61.

Ratnawati, R., Djaeni, M., & Hartono, D. (2013). Perubahan kualitas beras selama penyimpanan (change of rice quality during storage). Jurnal Pangan, 22(3), 199-208.

Ruskandar, A. (2016). Mengapa varietas Ciherang masih mendominasi di sentra produksi padi ?. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 38(1), 3-4.

Sananugraha, S. (2016). Pedoman umum subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan rendah. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.

Sarastuti, S., Ahmad, U., & Sutrisno, S. (2018). Analisis mutu beras dan penerapan sistem jaminan mutu dalam kegiatan pengembangan usaha pangan masyarakat. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 15(2), 12-25.

Sari, R.K. (2014). Analisis impor beras di Indonesia. Economics Development Analysis Journal, 3(2), 320-326.

Setyono, A. (2010). Perbaikan teknologi pascapanen dalam upaya menekan kehilangan hasil padi. Jurnal Pengembangan inovasi pertanian, 3(3), 212-226.

Setyono, A. & Wibowo, P. (2009). Seleksi mutu beras hubungannya dengan karakteristik beberapa galur padi inbrida dan hibrida. Prosiding Seminar Nasional Padi 2008, 1525-1534.

Soerjandoko, R. N. E. (2010). Teknik pengujian mutu beras skala laboratorium. Buletin Teknik Pertanian, 15(2), 44-47.

Suprihatno, B., Daradjat, A.A., Satoto, Baehaki, S.E., Suprihanto, Indrasari, S.D., Wardana, I.P., & Sembiring, H. (2010). Deskripsi varietas padi. Subang (ID): Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Swastika, D.K.S. (2012). The role of post harvest handling on rice quality in Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1), 1-11.

Syamsir, E., Valentina, S., & Suhartono, M. T. (2014). Nasi kaleng sebagai alternatif pangan darurat. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of Food Quality, 1(1), 40-46.

The World Bank. 2019. Population growth (annual). Diambil pada 13 Februari 2019 dari https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.GROW

Widadie, F., & Sutanto, A. (2012). Model Ekonomi Perberasan: Analisis Integrasi Pasar dan Simulasi Kebijakan Harga. SEPA, 8(2), 51-182.

Yusuf, Y., Amrullah, A., & Tenriawaru, A. N. (2018). Perilaku konsumen pada pembelian beras di Kota Makassar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 14(2), 105-120.




DOI: http://dx.doi.org/10.31153/js.v22i2.790

Refbacks

  • There are currently no refbacks.