Jurnal Standardisasi

Notifications

Editorial Board

Reviewer

Journal Help

Font Size



Home Search Mail RSS


PEMETAAN POTENSI LABORATORIUM KALIBRASI MASSA SEBAGAI PENGUATAN KETERTELUSURAN PENGUKURAN DI INDONESIA

Endi Hari Purwanto, Suprapto Suprapto

Abstract


Aktivitas penilaian kesesuaian bidang kalibrasi di Indonesia berkembang dengan cukup pesat, diiringi dengan perkembangan akreditasi ketertelusuran lab.kalibrasi di Indonesia. Seiring dengan itu ketersediaan informasi ketertelusuran kalibrasi pada laboratorium kalibrasi pun senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Perkembangan ketertelusuran kalibrasi di Indonesia terpolarisasi pada wilayah tertentu, daerah Jakarta-Tangerang dan sekitarnya, informasi ketertelusuran kalibrasi yang ada, belum dapat menyediakan informasi yang memetakan pola ketertelusuran kalibrasi standar massa di Indonesia sehingga diperoleh: 1) potensi pengembangan laboratorium kalibrasi untukarea baru (rintisan), 2) pengembanganlaboratorium dengan standar massa yang belum termanfaatkan dan 3) pengembangan pada laboratorium yang telah termanfaatkan namun belum optimal.Metode yang digunakan adalah dengan memperbandingkan antara kondisi nyata kepemilikan standar massa yang dimiliki terhadap jumlah permintaan kalibrasi ketertelusuran dengan menggunakan standar massa tersebut. Analisis ini disebut analisis kesenjangan pemanfaatan laboratorium kalibrasi, dilakukan berdasarkan wilayah Provinsidan berdasarkan kelas standar massa. Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah Indonesia Timur seperti: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat berpotensi sebagai daerah pengembangan rintisan laboratorium kalibrasi ketertelusuran, kemudian wilayah/kota yang berpotensi namun pemanfaatan yang belum optimal meliputi: Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan (P.Sumatera), kemudian Yogyakarta (P.Jawa), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan (P.Kalimantan  dan Sulawesi). Wilayah dengan rasio manfaat > 1 meliputi: Jawa Barat-Banten, Bontang, Pekanbaru, Bandung-Bekasi-Bogor. Adapun wilayah dengan rasio manfaat total < 1 terdapat beberapa kota yang disebutkan dalam bagian akhir analisis tulisan ini.

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.31153/js.v21i2.738

Refbacks