STANDAR NASIONAL INDONESIA TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN HARGA SATUAN: APLIKASI DAN PERMASALAHANNYA
Abstract
Analisa harga satuan diperlukan untuk mengestimasi biaya langsung proyek konstruksi. Dalam praktik analisa Burgerlijke Openbare Werken (BOW) yang dipublikasikan lebih dari 80 tahun yang lalu masih digunakan meski banyak perkembangan metoda dan teknologi konstruksi selama kurun waktu tersebut. Untuk mengakomodasi perkembangan yang ada dikeluarkan Standar Nasional Indonesia tentang Analisa Biaya Konstruksi (SNI DT ABK). Tulisan ini mendiskusikan berbagai hal terkait dengan penerapan SNI DT ABK, termasuk segala permasalahan yang paling relevan saat ini. Hasil survei persepsi terhadap pengguna dan penyedia jasa memperlihatkan bahwa dari aspek kewajaran, kelengkapan item pekerjaan, dan keunggulan dibandingkan analisa BOW rata-rata respoden memberikan penilaian yang cukup baik, antara rating 3 dan 4 dari skala maksimum 5. Antara pandangan pengguna dan penyedia jasa tidak terjadi perbedaan secara statistik. Faktor persetujuan SNI DT ABK diwajibkan yang paling sering dipilih responden adalah bahwa keberadaannya dapat membantu pengguna jasa menyusun harga perkiraan sendiri dan membuat nilai proyek dapat lebih dipertanggungjawabkan. Sementara itu faktor penolakan SNI DT ABK diwajibkan terletak pada tidak terakomodasinya karakteristik lokal dan indeks yang dianggap terlalu memberatkan kontraktor. Beberapa rekomendasi juga disajikan dalam tulisan ini, termasuk penambahan item pekerjaan baru, keberadaan escape clause dan redefinisi posisi SNI DT ABK.
Keywords
biaya langsung, estimasi, SNI DT ABK, analisa BOW, kewajaran, uji beda
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.31153/js.v11i3.675
Refbacks
- There are currently no refbacks.