KESESUAIAN BATIK TULIS IKM BERDASARKAN SNI 08-0513-1989
Abstract
Kualitas batik tulis sangat beragam, ini didasarkan atas kehalusan ukuran canting tulis. Pengklasifikasian batik tulis didasarkan pada SNI 08-0513-1989 Cara uji batik tulis yaitu batik tulis halus, sedang dan kasar. Parameter yang diatur dalam SNI tersebut adalah jumlah isen dan ukuran garis klowong. Penggunaan canting tulis di tiap daerah berbeda – beda sehingga akan menghasilkan kualitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan mengkaji kesesuaian produk batik tulis dari Yogyakarta, Pekalongan, Cirebon, Madura dan Lasem dengan persyaratan pada SNI 08-0513-1989. Sampel batik tulis didapatkan dengan metode purpossive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu jumlah isen dan ukuran garis klowong. Pertama – tama sampel batik tulis diambil gambar dengan mikroskup digital Dino-Lite AM-3013T pada enam lokasi yang berbeda yang mewakili garis klowong, isen (cecek dan sawut) dan diukur dengan aplikasi Dino Capture 2.0. Jumlah isen (cecek dan sawut) dihitung secara manual. Data hasil pengukuran menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara data hasil pengukuran dan perhitungan dengan persyaratan mutu SNI 08-0513-1989. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk merevisi SNI 08-0513-1989.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BSN. (1989a). SNI 08-0513-1989 Cara uji batik tulis halus, sedang, dan kasar. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
BSN. (1989b). SNI 08-1280-1989 Ukuran cucuk canting tulis. Badan Standardisasi Nasional.
BSN. (2014). SNI 0239:2014 Batik - Pengertian dan istilah. Jakarta, Indonesia: Badan Standardisasi Nasional.
BSN. (2016). SNI 8302:2016 Batik tulis - Kain - Ciri, syarat mutu dan metode uji. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Dewi, S. T. (2006). Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran ( Studi pada Industri Batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan ). Universitas Diponegoro.
Hesti Ayu Pratiwi. (2009). Hubungan Antara Kualitas Produk Batik Semarang dengan LoyalitasS Konsumen di Industri Batik Semarang 16. Universitas Negeri semarang. Semarang.
Lusianti, L. P., & Rani, F. (2012). Model Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO Dalam Mematenkan Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia Tahun 2009 Leni Putri Lusianti ∗ & Faisyal Rani ∗. Jurnal Transnasional, 3(2).
Nurainun, Rasyimah, & Heriyana. (2008). Analisis Industri Batik Indonesia. Fokus Ekonomi, 7(3), 124–135.
Rinawati, D. I., Susanty, A., Sari, D. P., & Meylani. (2015). Penilaian Kesiapan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada UKM Batik di Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Jurnal Standardisasi, 17(1), 1–10.
Saeno. (2017). Semester I-2017 Ekspor Batik dan Produk Batik Lampaui US$39 Juta. Retrieved March 14, 2018, from http://industri.bisnis.com/read/20170926/257/693165/semester-i-2017-ekspor-batik-dan-produk-batik-lampaui-us39-juta
Soebagiyo, D., & Wahyudi, M. (2008). Analisis Kompetensi Produk Unggulan Daerah pada Batik Tulis dan Cap Solo di Dati II Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 9(2), 184–197.
UNESCO. (2009). Decision of the Intergovernmental Committee: 4.COM 13.44. Retrieved March 14, 2018, from https://ich.unesco.org/en/decisions/4.COM/13.44
DOI: http://dx.doi.org/10.31153/js.v20i1.618
Refbacks
- There are currently no refbacks.